Tersesat
dijalan yang benar
Banyak orang tidak tahu arah dan berjalan sesuai bisikan
angin dan keyakinannya. Namun juga tidak sedikit yang menyesatkan diri sendiri
pada jalan yang sudah di ketahuinya buntu. Sudah tak terhitung jumlahnya
orang yang tersesat karema keangkuhan dan kesombongannya, namun juga tidak
sedikit yang ditunjukkan jalan kebenaran karena kebodohan atauu keluguannya.
Saya mengenal P Joko saat beliau mengalami Demensia di Kota Makkah. Suhu panas yang berbeda mengakibatkan penurunan daya kekebalan tubuh terhadap rasa percaya diri dan kemandirian. Orang ini seakan sudah nggak begitu nyambung saat duajak bicara, namun sebuah kebanggaan saat saya silaturahim kerumahnya, beliau sudah ingat dengan saya walau samar. Masih ingat ketika di Mina dia pulang sendiri ke hotel dengan naiki bus yang biasa di naiki orang Iran. Aura wajah yang sedikit mirip timur tengah yang menolongnya dia tidak ditolak ketika.menginjakkan kaki dipintu bus tersebut, meskipun pada ahirnya harus diturunkan di Kantor polisi saudi Arabia. Betapa bingungnya kami saat itu, orang yang jarang bicara dengan pandangan kosong itu tanpa diketahui keluar dari tenda.Konon dia merasa ada woro woro yang mengajak jamaah segera keluar dari tenda. Padahal beberapa jam sebelumnya dia masih terlihat duduk termenung sendiri didekat kamar mandi. Dia terus keluar mengikuti langkah kakinya, dia tidak tahu arah sendirian dantara tenda tenda yang terlihat sama, dia tidak dapat berkomunikasi dengan yang berbeda bahasa, bahkan dengan sesama jamaahpun dia sulit komunikasi, dia terus berjalan yang ternyata menuju terminal Naik bus sesuai dengan keyakinannya, dan diturunkan di Kantor polisi karena dia orang asing di bus tersebut. Bus khusus orang Iran yang akan nkembali ke Hotel. Selembar kartu hotel yang dia bawa menyelamatkan dia dari kebingungan polisi yang menolongnya. Dia jadi istimewa karena dikawal polisi sampai peraduannya. Insyaallah keinginanmu untuk menjadi orang dengan watak yang kebih baik dari sebelumnya menjadi kemambruran dalam beribadah.
Ketika berada di Hotel
sebelum ke Arofah, saya sempat berkunjung ke kamarnya, saat itu dia terkena
demensia, sebuah penyakit yang sering menimpa jamaah karena suhu udara yanng
tinggi yang mengakibatkan jamaah seakan tidak ingat apam apa lagi. Orang ini
ingin segera pulang kerumahnya, padahal ritual haji belum juga dimulai, saya
mengajaknya ngobrol tentang apa saja, karena orang orang yang terkena demensia
akan segera pulih jika dia diajak ngobrol sehingga tidak merasa sendiri. Kebetulan
rumahnya hanya berjarah sekitar 3 kilometer dari rumah saya, sehingga nyambung
ketika saya berkomunikasi dengannya,
No comments:
Post a Comment