Masjid Jumat di Kolong Jembatan
Empat
kali Jumat di Makkah, hanya sekali menikmati khotbah Jumat di Masjidil Haram,
itupun saat terjebak macet dalam perjalanan dari Mahbas Jin. Sungguh jebakan
yang istimewa bagi pengelana yang merindukan Baitullah sebagai tujuan utama.
Tidak seperti di AlHaram yang bisa mendengarkan terjemahan khutbah jumat dari pemancar FM yang disediakan pengelola. Jamaah tinggal menasang headset pada Android untuk mendengarkan terjemahan khutbah dalam Bahasa Indonesia.. Di Masjid dekat hotel yang sudah penuh dengan janaah saat Sholat belum mulai, memaksa saya untuk memperkosa diri sendiri dengan puas menempati kolong jembatan untuk berjamaah, kami hanya mengerti maksud dari yang disampaikan khotib saat membacakan ayat sudi ataupun Hadits nabi, selebihnya nggak ngerti apa apa.
Tidak seperti di AlHaram yang bisa mendengarkan terjemahan khutbah jumat dari pemancar FM yang disediakan pengelola. Jamaah tinggal menasang headset pada Android untuk mendengarkan terjemahan khutbah dalam Bahasa Indonesia.. Di Masjid dekat hotel yang sudah penuh dengan janaah saat Sholat belum mulai, memaksa saya untuk memperkosa diri sendiri dengan puas menempati kolong jembatan untuk berjamaah, kami hanya mengerti maksud dari yang disampaikan khotib saat membacakan ayat sudi ataupun Hadits nabi, selebihnya nggak ngerti apa apa.
Tidak seperti di Indonesia yang santun dalam
beribadah, bisa menutup jalan untuk Sholat Jumat, Disini kami di seberang jalan,
beberapa kendaraan masih lalu lalang didepan kami, baik saat khotbah
berlangsung maupun saat sholat dilaksanakan, Masjid didepan tertutup pintunya
karena Jamaah hanya mendengar adzan dari toa yang ada diluar Masjid. Beberapa
jamaah seperti di Masjid pada umumnya, sholat sunnah beberapa rokaat sebelum
dimulainya ritual sholat jumat, dibawah lolong jembatan yang biasanya
dipergunakan burung dara untuk nencari mangsa. Sayapun juga melakukan hal yang
sama diantara parkir mobil beralaskan rompi uniform yang berfungsi sebagai sajadah,
saya tidak sempat membawa peralatan sholat karena dari perjalanan di Kantor
Kesehatan Haji Indonesia ( KKHI ) tidak sempat mampir hotel atau pemondokan
yang dalam bahasa arab adalah funduk. Bersyukur tidak perlu tayamum karena ada
zamzam 500 ML yang harus cukup untuk berwudlu. Sesekali sambil mendengarkan
khotbah, ada beberapa kendaraan lewat dari orang yang mungkin musafir sehingga
terbebas dari kewajiban sholat jumat. Sesekali terpaksa melihat penumpang yang
ada di taksi yang wajahnya beda dari orang Indonesia, hidung mancung membuat
perempuan dalam taksi terlihat lebih cantik dari perempuan Indonesia pada
umumnya. Padahal banyak pria asli saudi yang tergila gila dengan perempuan
Indonesia.
Saya tidak tahu bagaimana hukumnya tahiyatul
Masjid di lantai istimewa ini. Saya hanya berpikir praktis bahwa kalau tempat
ini sah dipergunakan untuk sholat jumat, sah pula untuk kegiatan masjid
lainnya. Saya juga berfikir, kalau sholat jumat bisa dilaksanakan diluar Masjid
yang tertutup dan hannya bisa mendengarkan orang adzan, khotbah dan iqomah
saja, tanpa bisa melihat secara langsung makmum yang ada didalamnya, apakah
mungkin diperbolehkan kita didalam hotel dan mengikuti sholat jumat yang
dilaksanakan di Masjidil Haram yang disiarkan Live di TV ???.
Dua kali saya sholat jumat di Masjid yang
terletak beberapa ratus meter dari hotel kami, itupun kami temukan Masjid ini
melalui google maps karena bentuk Masjid disini berbeda dengan yang ada di
Indonesia, Masjid Masjid di Permukiman Penduduk di Makkah adalah bangunan
tertutup yag nyaris sama dengan bangunan lain yang ada disekitarnya, tidak
ada halaman atau teras Masjid seperti di
Indonesia dimana jika jamaah meluber kita masih dapat melihat jamaah yang ada
di dalam. Mungkin udara panas yang menyebabkan bentuk Masjid disini dibikin
tertutup, dan tidak menggunakan badan jalan untuk jamaah yang meluber, karena
mungkin tidak ada orang yang sanggup berlama lama duduk diaspal saat sholat Jum’at
berlangsung. Meski Bus Sholawat berhenti beroperasi sekitar jam 10 WAS, namun
kendaraan lain juga masih banyak yang berlalu lalang di jalanan.
No comments:
Post a Comment