Selamat Datang Pada BLOG SYAFA'AT semoga bermanfaat
Home » » Maaf, Kami tidak taat aturan

Maaf, Kami tidak taat aturan

Maaf ; Kami tidak taat aturan
Waktu hampir tengah malam, ketika kami selesai menata tempat jamaah di tenda tenda Mina. Saya tidur diluar tenda, menatap langit tanpa bintang menikmati hangatnya udara malam Muzdalifah. Kebetulan maktab kami tidak berada di Mina, namun diwilayah Muzdalifah, sehinggga kami tidak bermalam pada dua tempat yang berbeda sebagaimana diajarkan dalam manasik haji, Kalau kloter yang mendapat tenda di Mina maka akan bermalam di Muzdalifah dan Mina, namun bagi kami yang mendapatkan tenda di Muzdalifah atau Mina Jadid maka kami hanya bermalam di satu tempat yakni di Mina Jadid yang masuk wilayah Mudalifah.
Masalah ini permah kita bahas bersama Muassasah di Hotel Masakin Al Hayat, tentang bermalam di Mina yang berada di Muzdalifah. Pihak muassasah mengibaratkan Mina Jadid seperti pengembangan sebuah Masjid dimana jika ada perluasan masjid maka yang dahulu adalah halaman masjid, namun setelah Masjid diluaskan maka halaman Masjid tersebut juga menjadi Masjid, begitu juga jika saat berjamaah meluber hingga ke halaman atau jalan raya, maka orang yang jamaah dijalan raya juga dianggap sah dan sama sahnya dengan jamaah didalam masjid utama, begitu juga dengan bermalam di Mina dimana semakin bertambahnya jamaah haji mengakibatkan daya tampung tenda mina tidak mencukupi, sehingga pengembangannya hingga kewiayah muzdalifah yang secara administratif telah dimasukkan kewilayah mina oleh pemerintah Arab Saudi, sehingga kami yang berada di Mina Jadid bermalam di Muzdalifah dan di Mina cukup dalam satu tempat saja.
Sebenarnya telah dijadwah oleh pengelola Haji Arab Saudi kapan saatnya kami melontar Jumroh Aqobah, ada saat saat tertentu kami tidak boleh keluar dari tenda untuk melontar jumroh, hal ini untuk menghindari kemacetan dijalan menuju jamarot sehingga terhindar dari berdesakan antar jamaah,  ketua kloter juga harus membuat pernyataan bahwa akan mengatur jamaahnya sesuai dengan jadwal yang ditentukan dengan sanki jika ada pelanggaran adalah tidak diperkenankan memasuki wiayah saudi Arabia selama 10 tahun.
Malam itu para jamaah ingin melontar jumroh, karena jika sesuai dengan jadwal maka waktu melontar jumroh adalah jam 3 sore esok hari, bisa dibayangkan bagaimana para jamaah harus berjalan belasan kilometer dalam cuaca panas sekitar 40 derajat. Malam itu Sesuai jadwal bahwa yang boleh keuar melontar jumroh malam itu adalah orang orang tua dan yang memakai kursi roda, padahal para jamaah yang memakai kursi roda dan yang tua sudah diwakilkan kepada yanng masih muda.
Saya ke tenda Maktab mengambil jatah batu kerikil untuk melontar jumroh yang sudah disediakan maktab, batu kerikil pecah dalam kantung kain berwarna biru itu sangatlah kecil kecil, sehingga beberapa jamaah protes dengan kerikil yang disediaka maktab. Para jamaah memilih kerikil kerikik tersebut yang tidak terlalu kecil sehingga saat dilempat ke dinding jamarat yang berjarak sekitar 3 meter tersebut batu tidak melayang. Dan saat berada di tenda maktab tersebut nampak kloter lain ada yang diizinkan untuk keluar, padahal dari rombongan tersebut tidak ada yang tua atau memakai kursi roda, saya kira pengelola maktab benar benar tidak mau kompromi, ternyata nggak jauh berbeda dengan di negara kami, musyawarah untuk mufakat.
Kamipun nego dengan pihak maktab untuk keluar melontar jumroh pada malam itu juga, kesehatan dan keselamatan jamaah menjadi alasan utama mengapa kami harus melontar jumroh aqobah malam hari, pengalaman di Arofah dengan suhu udara hampir 50 derajat yang mengakibatkan banyaknya jamaah yang mengalami dehidrasi hingga beberapa jamaah tak sadarkan diri dan demensia adalah alasan yang wajib dipertimbangkan, dan setelah negosiasi sedikit alot ahirnya diizinkan keluar dari tenda, namun hanya untuk 50 orang, itupun tannpa pengawalan ( petugas penunjuk arah ) dari maktab. Kami setuju karena beberapa jamaah kami jugasudah pernah beberapa kali haji, sehingga tahu arah jamarat, terlebih dari pihak maktab telah dibagikan peta jalan menuju jamarat. Pada kesempatan berikutnya kami negosiasi lagi agar diperbolehkan untuk melontar jumroh aqobah yang didinding Jamarot tertulis Big Jamarat bagi jamaah kami, namun lagi lagi hanya diizinkan untuk maksimal 150 orang tanpa pengawalan dari maktab dan harus membuat surat pernyataan. Terlalu beresiko jika ketua kloter membuat surat pernyataan tersebut, maka saya mewakilkan kepada ketua KBIH yang akan membawa jamaahya melontar jumroh untuk menanda tangani pernyataan tersebut. Sehingga malam itu telah tiga gelombang jamaah kami yang melontar jumroh, dan sebagian mereka langsung menuju hotel karena jarak dari Hotel ke Jamarat lebih dekat daripada Jarah Mina/Muzdalifah ke Jamarat. Dan merekan akan lebih aman dari cuara ekstrem jika langsung menuju hotel.




Masih ada satu rombongan KBIH yang ingin melontar jumroh aqobah malam itu, namun mereka siap setelah lewat tengah malam. Hal yang membuat saya merasa bersalah adalah saya ikut pada rombongan kedua dalam melontar jumroh, sedangkan rombingan terahir yang akan melontar jumroh malam itu saya tinggalkan dan saya serahkan kepada ketua KBIH untuk negosiasi sendiri dengan pihak maktab, karena saya yakin ketua KBIH yang sudah belasan tahun berangkat haji tersebut mampu melakukan negosiasi sendiri. Saya merasa bersalah, mestinya saya harus menunggu rombongan terahir melotar jumroh, meski pada akhirnya rombongan terahir ini bisa keluar melontar jumroh malam itu dengan membuat surat pernyataan, namun negosiasi yang dilakukan sangatlan alot. Saya ingin segera melontarjumroh aqobah malam itu juga karena saya ingin segera berpakaian bebas, bisa istirahat setelah sehari semalam nyaris tanpa bisa memejamkan mata dan bisa mengurus jamaah.
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Creating Website

No comments:

Post a Comment

 
Support : Copyright © 2013. Blog Syafa'at - Semua Hak Dilindungi
Template Modify by Blogger Tutorial
Proudly powered by Blogger
T
A
'
A
F
A
Y
S
G
O
L
B