Selamat Datang Pada BLOG SYAFA'AT semoga bermanfaat
Home » » Gadis Itu Tertidur Di Bandara

Gadis Itu Tertidur Di Bandara

Gadis itu Tidur Di Bandara

Malam itu bandara AMAA Madinah lumayan sepi. Hanya beberapa Kloter Jamaah haji dari beberapa negara yang datang. Maklumlah karena jam sebelas malam. Para jamaah antri cek visa untuk bisa masuk wilayah Madinah dengan bahasa yang sulit di mengerti oleh para jamaah. Para petugas menanyakan identitas jamaah, dan meskipun sering mengunakan bahasa isyarat, dengan menunjukkan Pasport dan visa, namun sepertinya pemeriksaan dapat berjalan lancar. Kelengkapan Bandara cukup Lumayan, hampir semua jamaah bergantian pergi ke Toilet, sebagian melakukan Sholat Maghrib dan Isya di Jamak, Perjalanan 9 Jam sangatlah melelahkan. Berbeda dengan perjalanan darat antara Banyuwangi ke Surabaya yang juga ditempuh 9 jam, perjalanan udara dengan kondisi udara AC yang terus menerus serta tak mungkin brhenti sementara ditengah perjalanan sangat melelahkan, terlebih saat cuaca agak buruk, pesawat seperti bus yang berjalan dijalanan penuh lubang.
Sambutan udara panas meski malam hari membuat kaget dari orang orang yang baru pertama kalinya menginjakkan kaki di Saudi. Ditambah lagi saat berada di toilet saya juga merasakan bahwa air yang keluardari kran juga hangat. Saya mencoba mencicipi air yang keluar dari kran tersebut yang rasanya juga sedikit aneh, campak tanpa rasa sama sekali, berbeda dengan air tawar di Indonesia yang terasa sega rsaat menyentuh lidah. Saya mengambil air wudlu meskipun tidak berniat untuk sholat, sekedar menghilangkan rasa galau dan selalu bedoa agar selalu dimudahkan semua urusan. Saya baru pertama kalinya menginjakkan kaki di Negara ini dan dipercaya menjadi Ketua kloter. Saya hanya yakin bahwa kami semua adalah satu team yang saling membantu, ada 4 KBIH yang bergabung dalam kloter kami, diantara ketua KBIH yang bergabung dengan kami ada yang sudah belasan tahun menjalankan Ibadah haji.
Kami menunggu prosesi ini. Dan Alhamdulillah dapat berjalan normal, dengan kantuk yang amat, dan memandang beberapa tingkah aneh petugas bandara, kami terap sabar untuk menunggu. Nampak seorang sedang menelpon sambil lalu lalang seperti sedang sai dan teriak teriak, dalam hati saya bertanya, apakah seperti ini semua gaya orang arab kalau sedang menelpon ???. Mungkin benar yang pernah disampaikan tutor saat pelatihan integrasi, bahwa tipologi orang Arab saat berbicara dengan nada keras, seperti orang marah, berbeda dengan orang jawa yang berkata dengan pelan yabg menurut saya adalah sikap paling santun dari bangsa bangsa di dunia.
Saya pergi ke kamar kecil sebentar. Sekedar membuang sepersekian air yang ada dalam tubuh. Dan ketika kembali ke ruang tunggu. Nampak gadis manis yang tergabung dalam teamku sedang di datangi oleh beberapa petugas, saya segera menghampiri. Takut terjadi masalah, saya nggak faham apa yang disampaikan, saya hanya ngomong this my life, his sleep. Orang orang itupun pergi. Saya menunggui gadis itu tidur, kuamatib raut wajahnya, hidungnya yang sedikit pesek tidak mengurangi manis wajahnya. Dari raut wajahnya nampak rasa lelah yang amat, tubuhnya yang kecil mengingatkanku pada anak gadisku yang selalu bermanja dan tersenyum saat disapa bapaknya. Kami berangkat dari Juanda jam 3 sore. Jika perjalanan ditempuh selama 9 jam maka seharusnya kami sampai paja jam 12 malam, namun di Madinah saat kami datang baru jam 9 malam. Karena antara Surabaya dan Madinah terpaut waktu 4 Jam, dan arah pesawat memburu Matahari. Berbeda dengan ketika kembali ke tanah air dimana pesawat menghindari matahari, sehingga ketika berangkan dari jeddah Pukul 8 malam WAS, sampai di bandara Surabaya pukul 10 siang. Sehingga kami harus memperkirakan kapan dan dimana kami harus menjalankan sholat.

Gadis itu masih tetap tertidur, dan saya terus menjaganya, dan beberapa hari kedepan saya juga harus menjaganya. Saya hanya ingin melihat dia tersenyum, melihat dia ceria, melihat dia tersenyum, melihat dia bahagia. Saya terus menjaga dalam tidurnya hingga semua jamaah selesai cek Visa, membantu menata antriannya agar tertib dan tidak terlalu lama. Saya tidak ingin kejadian pada kloter sebelumnya terjadi pada kloter saya, dimana ada jamaah yang lolos tidak melalui cek visa hingga sampai madinah, dan pada ahirnya harus tertahan beberapa hari di Madinah saat semua jamaah kloternya sudah berangkat ke Makkah.
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Creating Website

No comments:

Post a Comment

 
Support : Copyright © 2013. Blog Syafa'at - Semua Hak Dilindungi
Template Modify by Blogger Tutorial
Proudly powered by Blogger
T
A
'
A
F
A
Y
S
G
O
L
B