Selamat Datang Pada BLOG SYAFA'AT semoga bermanfaat
Home » » TERSESAT DI KOTA MADINAH

TERSESAT DI KOTA MADINAH

Hari menjelang sore, Adzan ashar belum berkumandang.namun beberapa orang nampak mulai bergegas menuju Masjid, sebagian masih belanja, tawar menawar harga dengan bahasa yang berbeda, saya juga tidak faham apakah mereka saling mengerti bahasa dari negara yang berbeda tersebut ??. yang jelas penjual dan pembeli tersebut nego untuk melakukan transaksi. Saya tidak begitu peduli dengan aktifitas jual beli yang mereka lakukan, meskipun kadang juga tertarik dengan barang barang yang ditawarkan disepanjang toko disepanjang perjalanan, begitulah penjual yang menurutku juga sama diseluruh dunia, mereka ingin dagangannya laku, dan pembelipun juga berhak untuk menawar dagangan untuk mendapatkan barang yang bagus dengan harga yang sangat murah. Dan kalau kita menawar yang menurut mereka masih terlalu rendah, pada pedagang tersebut selalu berkata “anta bakhil”. Yah biarkan saja toh uang yang kita belanjakan juga uang kita sendiri yang kita dapatkan dengan sangat susah payah, dan kitapun juga dapat memilih barang yang bagus dengan harga yang murah, atau setidaknya dengan harga yang wajar, meski banyak orang Indonesia yang kesulitan untuk melakukan transaksi jual beli karena kosa kata bahasa arabnya juga sangat minim. Dan para pedagangpun meski mereka sebagian bisa berbahasa indonesia, namun tidak selancar orang asli Indonesia.
Jarak Hotel ke Kantor sektor tidaklah terlalu jauh, tidak lebih dari satu kilometer. Perjalanan yang harus dilakukan untuk laporan harian tentang kondisi jamaah tidaklah menyita banyak tenaga, anggap saja mengenang saat masih kecil pergi ke Madrasah dengan jarak sekitar satu kilometer juga selalu jalan kaki, maklumlah saat itu tidak ada yang mempunyai sepeda onthel, meskipun dirumah ada, namun itu adalah satu satunya yang dipunyai Bapak untuk keperluan sehari hari, seragampun juga nggak pakai sepatu, sehingga saat pulang sekolah sekitar tengah hari kami yang saat itu berjalan ramai ramai selalu menhindari jalan aspal, perjalanan yang kami lakukan begitu menyenangkan, selalu ada cerita disetiap kami melakukan perjalanan baik berangkat maupun pulang. Biasanya kami berangkan selaku rombongan, laki laki sendiri sedangkan perempuan juga sendiri. Pernah suatu hari saya pulang agak telat karena harus mengerjakan tugas dikelas, kebetulan teman teman sudah pulang duluan, saat saya menyusul pulang, kebetulan bersamaan dengan temanku yang kebetulan berjenis kelamin perempuan. Wajahnya cukup lumayan cantik, dia anak kiyai dipondok pesantren, kami terpaksa pulang bersama, dan sepanjang perjalanan kami tidak saling berbicara, dia berjalan didepan, dan saya dibelakangnya. Meski cara berjalannya sama dengan saat Nabi Musa As mengantar perempuan pengembala pulang ke rumahnya Yakni Putri Nabi Syueib yang sebelumnya dibantu saat berdesakan memberi munim gembalaannya yang kemudian menjadi isterinya , namun niatnya sangat berbeda, kalau Nabi Musa As menyuruh perempuan pengembala berada di depan demngan jarak beberapa meter agar tidak digida nafsu setan, saya melakukan berjalan perjalanan dengan teman perempuan saya berada di depan karena kami sama sama malu untuk bertegur sapa antara laki laki dan perempuan meski kami setiap hari berada dalam satu kelas yang sama. Itupun esok harinya saya di olok olok habis habisan oleh teman teman.maklumlah dengan zaman tahun tujuh puluhan, anak anak di olok olok dengan mengatakan saya pacarnya anak pak kiyai saja sudah marah marah, padalah hanya kebetulan pulang bersama dan itupun berjalannya dengan jarak beberapa meter.
Gedung gedung yang sebagian besar adalah bangunan hotel mempunyai corak bangunan dan warna yang hampir sama, begitupun dengan nama gedung dimaksud, untuk menghindari udara panas, saya berjalan disepanjang trotoar sambil sesekali menyemprotkan zamzam kewajah yang terutama disekitar lubang hidung,kacamata hitam yang kubeli sebelum berangkat sangat membantu untuk mengurangi silau terik matahari yang membuat mata perih, mungkin hanya belum terbiasa dengan suhu udara ekstrim, sehingga perlu kacamata dan masker. Untung saja saat di embarkasi kita dapat masker yang cukup dan botol semprotan air, sehingga kita diperjalanan dapat menyemprotkan zam zam ke wajah yang sesekali kita meminumnya dari botol semprotan tersebut. Saya sangat kebingungan ketika keluar lupa membawa masker, deadline melaporkan kondisi jamaah setiap hari Pukul 02 AM Waktu Arab Saudi mengakibatkan kita tergesa untuk segera ke Kantor Sektor. Meski banyak gedung gedung tinggi yang sebagian besar diatas sepuluh lantai, tidak mampu mengurangi panasnya sengatan matahari, maklumlah suhu udara Kota madinah sangat minim kadar air, sehingga kita harus bersahabat dengan terik dan angin yang panas. Berjalan kaki menyusuri jalanan yang diapit gedung menjulang tidak jarang membuat kita salah arah saat akan kembali ke hotel.
Sudah beberapa kali saya sendirian ke Kantor Sektor, kadangkala pulang dari sektor dengan membawa jamaah tua yang tersesat dan oleh petugas Tenaga Musiman di antar ke sektor. Hari itu saya sendirian. Jarak jalan dari sektor ke hotel tak sepanjang lamunan, beberapa perempatan yang harus kita lalui membuat kita harus cermat, pada perempatan mana kita harus berbelok, dan saat itu saya salah arah sehingga menuju ke sebuah tempat yang nampak asing, saya berusaya berfikir jernih dan menjari jalan yang benar, namun semua nampak sama, semua seperti jalan yang benar, mungkin hanya hidayah yang benar benar membawa ke jalan yang benar. Saya duduk diam di trotoal, membayangkan bagaimana orang orang tua itu tersesat, dan memang pantas jika para orang yang tidak bisa membaca atau tidak menghafal jalan ketika dia pergi maka dia akan kesulitan mencari jalan pulang.
Sangat tidak lucu jika ketua kloter tersesat dan tidak tahu jalan pulang, kenapa juga saya tidaak menandai lokasi di google maps agar mudah mencarinya. Saya amati orang orang yang lalu lalang, dan saya ikuti orang orang yang berjalan menuju masjid, menara masjid tertutup dengan tingginya bangunan, dan belum ada jamaah yang tersesat ketika menuju masjid.

Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Creating Website

No comments:

Post a Comment

 
Support : Copyright © 2013. Blog Syafa'at - Semua Hak Dilindungi
Template Modify by Blogger Tutorial
Proudly powered by Blogger