Jalanan
terasa begitu sesak, klakson Bus dan Taxi membentuk musik tak beraturan.
Beberapa Bus membawa jamaah yang baru datang, ditempat lain rombongan jamaah
dengan pakaian Ihram siap meninggalkan hotel dan melanjutkan perjalanan ke
Makkah. Penyedia layanan bus sibuk mencari dan menghitung bus yang sudah di
siapkan mengantar jamaah yang akan melakukan perjalanan keliling tempat tempat
bersejarah disekitar Kota Madinah. Saya membayangkan perjalanan kloter kami
secara beriringan tujuh bus yang disiapkan secara beriringan. Namun yang
terjadi tidaklah demikian. Bus bus yang sudah penuh dengan jamaah tersebut
langsung bergerak tanpa menunggu bus lainnya, mereka berjalan sendiri sendiri.
Tak ada tempat untuk menunggu di jalanan yang penuh dengan kendaraan.
Petugas
lalu lalang menunggu beberapa bus yang sudah disiapkan dan belum datang tepat
waktu, kami tidak tahu bus mana yang harus kami tumpangi, karena banyaknya bus
yang ada di jalanan itu, bus bus tersebut tanpa tanda khusus, saya yang harus
memberi nomor 1 sampai dengan 9 dengan kertas HVS 70 gram yang saya tulisi
dengan ballpoint dengan tulisan besar angka satu sampai sembilan. Seiat ada bus
yang menurut petugas hotel adalah bus kami, maka saya tempeli nomor nomor dan
diisi dengan rombongan jamaah yanng siap untuk berangkat, setiap rombongan kami
pilih seseorang dari jamaah tersebut yang mengerti sedikit tentang sejarah
perkembangan Islam, sehingga sedikit banyak dapat menjelaskan tempat tempat
bersejarah pertama perkembangan islam tersebut.
Seperti
biasa, saya kebagian Bus yang terahir, bus yang saya tumpangi lumayan bagus,
sopir bus mengajak anaknya yang masih berusia dibawah sepuluh tahun. Anak
lelaki ganteng itu banyak diajak foto selfie oleh Ibu ibu jamaah, mungkin
mereka ingin mempunyai anak seganteng itu, sayapun juga sempat selfie dengan
anak yang gantengnya tidak jauh berbeda denganku ini, saya sempat berbincang bincang
demham Ahmad ini yang sedang libur sekolah dan ikut Bapaknya mengantar kami
berziarah, didalam bus tersebut hanya
berisi sekitar belasan orang, sehingga banyak bangku yang kosong. Hal ini
dikarenakan orang orang tua dan yang berkursi roda tidak mengikuti ziarah ini.
Tempat
pertama yang kami kunjungi adalah Masjid Quba, yakni Masjid perrtama yang
dibangun Rasulullah saat akan memasuki kota Madinah. Yang letaknya 5 km sebelah
tenggara kota Madinah. Masjid yang dikelilingi kebun kurma ini adalah Masjid
yang telah direnovasi oleh Pemerintah Kerajaan Arab saudi pada tahun 1986 yang
dapat menampung 20 ribu jamaah. Masjid ini memiliki 19 pintu dengan 3 pintu
utama, dimana dua pintu diperuntukkan jamaah laki laki sedangkan satu pintu
lainnya khusus untuk jamaah perempuan. Beberapa jamaah memilih sholat didalam
serambi, mungkin mereka tidak ingin terpisah dan memudahkan untuk kembali
kedalam rombongannya masing masing, maklumlah karena ribuan jamaah dari seluruh
negeri datang dan pergi di Masjid ini.
Didalam
Masjid ini jamaah melakukan Sholat sunnah dua rokaat, sebagaimana hadits Nabi
bahwa pahala Sholat didalam Masjid Quba seperti pahala orang yang melaksanakan
Umroh. Bisa dibayangkan betapa ruginya jika sudah memasuki Masjid ini dan tidak
melakukan apa apa kecuali menikmati keindahannya Sayapun juga melakukan hal yang sama, dan
segera keluar ke Tempat parkir untuk mencari bus yang membawa kami kesini.

Saya
berdiri ditempat yang agak tinggi dipintu masuk parkiran, agar jamaah yang baru
keluar Masjid mudah untuk mencari kendaraannya, dan memastikan tidak adalagi
jamaah yang tertinggal, karena Bus kami adalah bus yang terahir, dan jika ada
yang tertinggal dapat dibayangkan bagaimana bingungnya orang orang itu.
Ahmad
anak sopir Bus sedang berbincang dengan Mbak Sari Nurani, Gadis tenaga
Kesehatan kloter saya ini memang sangat fasih berbahasa Inggris, dan Ahmadpun
juga sedikit mengerti bahasa Inggris, meski terlihat Ahmad kadangkala harus dijelaskan
dengan oleh Ning Iva, jamaah kami yang berlatar belakang pondok pesantren yang
sangat mahir bahasa Arab.
No comments:
Post a Comment