Saya mengenalnya ketika beliau berada di Pesawat saat berangkat ke tanah
suci. beliau sempat membuat petugas kesehatan melakukan tindakan ekstra karena
sesak nafasnya yang kambuh saat merasakan AC Pesawat dalam perjalanan 9 jam ke
Tanah Suci.
Tatapan matanya tegar, masih tersisa raut wajah keriput wajah dari lelaki tampan di zamannya, suaranya juga tegas. beberapa kalimatnya menunjukkan bahwa dia orang yang bepengalaman, terlenih saat Bupati datang mengunjunginya, dia turut bangga karena salah satu muridnya jadi orang berpengaruh di negeri ini.
Tatapan matanya tegar, masih tersisa raut wajah keriput wajah dari lelaki tampan di zamannya, suaranya juga tegas. beberapa kalimatnya menunjukkan bahwa dia orang yang bepengalaman, terlenih saat Bupati datang mengunjunginya, dia turut bangga karena salah satu muridnya jadi orang berpengaruh di negeri ini.
Saya masih ingat dalam penerbangan Surabaya Medinah, kru pesawat ikut
membantu team kesehatan kami saat beliau yang telah berumur 76 tahun ini sesak
nafas dan harus mendapatkan perawatan kestra, dirawat dalam ruangan khusus
dengan bantuan tabung oksigen, peralatan medis pesawatpun dipergunakan untuk
menolong bapak tua penuh semangat ini. Bersyukur karena Mbak Sari ( Paramedis
kami ) lancar berbahasa Inggris, sehingga komuikasi dengan kru pesawat lancar,
berita acara dibuat oleh kru pesawat untuk alasan penerbangan, dalam hatin saya
berdoa semoga bapak tua ini selamat sampai Medinah.
Kami sangat ekstra menjaganya,
hampir tiap hari team kami melakukan visitasi terhadap beliau yang sudah kami
anggap sebagai orang tua kami sendiri, baik di makkah maupun di Madinah. bahkan
ada satu team kami yang secara khusus merawat orang tua pensiunan Penghulu ini
yang begitu tinggi semangat hidupnya, semangat untuk menyempurnakan hajinya,
kerinduanya terhadap tanah suci, kerinduannya terhadap tanah kelahiran.
Ketika di Arofah, beliau sempat dilarikan di Rumah Sakit Arofah, dengan
didampingi Istri beliau dan Mbak Sari ( paramedis kami ) hingga seluruh Jamaah
beranngkat ke Mina, beliau masih di Rumah sakit Arofat. Ketika kami
menjenguknya di Arofah, beliau sangat ingin ke Mudzdalifah dan Mina meski team
dokter melarangnya, beliau ingin Mabid di Mina, namun kami tidak sanggup untuk
memenuhinya, sebab bagi kami keselamatan jamaah adalah yang utama, biarlah
beliau tidak Mabid di Mina, biarkan rekan rekan sesama Jamaah yang mewakili
melontar jumroh, biarkan beliau langsung ke Makkah.
Kami makan bersama, ketika KBIh dari bapak tua ini melakukan tasyakuran
Haji. Beliau sempar sehat dan dapat
melaksanakan thawaf Ifadah meski harus di dorong pakai kursi roda. Beberapa hari
beliau sehat dan berkumpul dengan sesama
jamaah, bahkan ada jamaah yang nyeletuk bahwa beliau adalah satu satunya jamaah
yang dirawat dirumnah sakit yang kembali dengan selamat, beliau bercerita
tentang kepuasan pelayanan Rumah sakit, Saya
sempat membuatkan makanan untuk beliau sebelum kesehatannya kembali drop dan dirawat kembali ke Rumah sakit, bahkan sempat
ngipasi saat beliau di kamar kecil di kamar tidurnya, mendorongnya dengan kursi
roda hingga sampai ke pintu gerbang
hotel sampai ambulan datang, Saya masih ingat pesan beliau saat saya antar ke
loby untuk kemudian dibawa ke rumah sakit.Beliau ingin saya menjemputnya saat
saya pulang ke tanah air.

Malam kini setelah tiga hari kami berada di tanah air, kami mendapat kabar
duka, bahwa Jamaah yang kami titipkan di Rumah Sakit Al Nooor Saudi Arabia atas
nama P Muhammad Daim Suseno sudah tiada. Beiau berpulang sebagai jamaah Haji Kloter 37 yang wafat di tanah
suci. Beliau adalah Jamaah Haji Kami yang ke enam yang menghembuskan nafas
terahir di tanah suci. Selamat Jalan Orang Tua Kami
Surga telah menunggumu
No comments:
Post a Comment