Selamat Datang Pada BLOG SYAFA'AT semoga bermanfaat
Home » » Indahnya Wafat di Makkah

Indahnya Wafat di Makkah

Sempat terrfikir dihati ini, alangkah senangnya jamaah yang meninggal ditanah suci pada musim haji, berjuta juta jamaah yang mensholatkan didepan ka’bah. Sunggung mungkin hanya ada di masjidil hatam saja jenazah disholatkan oleh jutaan orang. Sangat jauh dikampung dimana jika ada orng yang meninggal, meskipun yang datang takziyah banyak, tetapi sangat sedikit yang mensholatkan, itupun dilakukan didalam rumah, sangat jauh dengan di Masjidil haram dan Masjid nabawi yang di Sholatkan setelah usai sholat fardlu.
Rasanya ingin juga di sholatkan seperti itu, dengan jutaan orang yang berhati tuluis mensholatkan jenazah yang wafat dalam rangka melaksanakan rukun Islam yang terahir. Namun mengingat usia yang masih muda, anak nak yang masih membutuhkan kasih sayang, istri yang masih terlihat cantik yang menunggu dengan untaian doa keselamatan suaminya yang sedang bertugas dari rumah, belum siap saya jika harus meninggalkan dunia ini sekarang. meski dijamin masuk surga, meski mendapatkan jasa raharja, kecuali takdir memang menggariskan demikian.
Saya yakin masih banyak orang yang memimpikan dan berdoa agar bisa meninggal saat menjalankan Ibadah Haji, namun tidak semua orang yang berdoa tersebut dikabulkan, dan rata rata jamaah saya yang meninggal memang berdoa agar bisa meninggal dalam melaksanakan Ibadah haji, entahlah ada rahasia tersembuunyi sehingga kami dipercaya mengawal jamaah yang banyak menderita sakit ini, bahkan saya berfikir untuk menyampaikan secara langsung kepada jamaah agar tidak berdoa dan punya keinginan untuk wafat dalam melaksanakan Ibadah haji, namun apakah kita bisa membatasi doa ???
Sebuah pertanyaan yang mungkin juga dirasakan semua orang saat menjalankan sholat jenazah di Masjidil haram adalah dimanakah letak jenazah dan dimanakah posisi Imam saat itu ???. tadinya saya menyangka bahwa jenazah diletakkan didekat pintu Ka’bah dimana Imam Sholat Rawatib berada, namun gambaran itu sirna ketika kami dengan kereta khusus yang sepertinya bertenaga listrik membawa jenazah dari ambulan menuju lantai dua Masjidil haram, jenazah jenazah itu diletakkan dilantai dua dan kami diberi kesempatan jamaah dengan orang orang khusus yang sepertinya kaum bangsawan atau pejabat negara. Kami berada dibelakang jenazah. Sementara didepan jenazah juga banyak jamaah yang melaksanakan sholat fardlu.
Saat selesai Sholat fardlu yang dilanjutkan dengan Sholat Jenazah, nampak seseorang menyiapkan mikrophone dan tempat untuk Imam Sholat, dan disutulah kami tahu bahwa ternyata saat sholat Jenazah, Imam berada di belakang jenazah yang erjajar didepannya, ditata sedemikian rupa sehingga bagi jenazah laki laki Kepala Jenazah sejajar dengan Imam, sementara jenazah perempuan, tepat pada tengah tengahnya yang sejajar dengan Imam, sementara pada makmum masih berada pada posisinya masing masing menghadap kiblat, sehingga pada sholat jenazah tersebut makmum yang ada didepan jenazah posisinya ada didepan Imam.
Jamaah Haji yang meninggal saat menjalankan Ibadah haji di Makkah dimakamkan di Pemakaman Soraya yang letaknya sekitar 40 kilometer dari arah Makkah atau 4 kilometer  dari Masjid jamarot. Pemakaman seluar 4 Hektare ini sangat jauh dari kesan anker, dari jauh nampak seperti padang pasir yang luas dengan beberapa batu nisan diatasnya. Tidak ada pepohonan yang tumbuh diatasnya sebagaimana pemakaman di Indonesia. Pemakaman ini dikelola dengan sanat baik, ada jalan yang bisa dilalui oleh mobil jenazah hingga ke tengah tengah makam, sementara dipinggir makam disiapkan tempat bersuci dan MCK, sehingga sehabis mengantarkan jenazah, kita dapar bersuci disana.
Tidak perlu menggali kubur saat ada orang yang meninggal, karena lubang lubang tersebut sudah disiapkan dengan cor penutup diatasnya, sementara dibawah kubur tersebut sedalam kurang lebih dua meter tersebut diberi dinding yang terbuat dari batu bata. Tidak ada apa apa saat saya berada didalam lubang bersama dua orang yang lain untuk menerima jenazah yang diturunkan dari keranda, tali jenazah juga dilepas sebagaimana pemakaman jenazah di Indonesia. Yang membedakannya adalah jika di Indonesia diatas jenazah diberi papan kayu dan kemudian ditimbun dengan tanah, namun di pemakaman Soraya ini jenazah dibiarkan dibawah kemudian cor penutup dikembalikan sebagaimana semula, tepat dipermukaan kuburan dioberikan tanda berupa batu nisan yang tidak ada namanya.
Saya berfikir, bagaimana kita menandai letak kuburan yang sama persis batu nisannya ini ???. mungkin memang seperti ini yang biasa terjadi di saudi Arabiya, namun anggapan saya ini sedikit berbeda saat petugas kubur memberikan secarik kertas yang berisi nomor blok kuburan tersebut, sehingga jika keluarga ingin berziarah ke makam almarhum, maka dapat ditunjukkan letak kuburnya. Konon kuburan disini setelah tiga tahun akan dibongkar atau jenazah yang ada akan diletakkan dibagian bawah jenazah yang baru.

Gurun berbatu dari tanah arab sepertinya tidak mungkin jika setiap hari harus menggali kubur sedalam sekitas dua meter, saya pernah menyaksikan mesin berat yang dipergunakan untuk menggali pondasi, dan itupun membutuhkan waktu yang lama, mungkin membutuhkan waktu lenih dari sehari dengan menggunakan alat berat untuk membuat satu lubang kubur.

Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Creating Website

No comments:

Post a Comment

 
Support : Copyright © 2013. Blog Syafa'at - Semua Hak Dilindungi
Template Modify by Blogger Tutorial
Proudly powered by Blogger