Suatu saat, Socrates ditanya oleh muridnya ( plato ), “Apa hakikatnya Cinta itu..!”
Sang Filsuf terdiam sejenak dan merenung serta berujar pada Plato :” Mengapakah kamu perlu menanyakan hal tersebut ? Sang murid menjawab "Wahai guru yang bijak, aku saat ini sedang mengalami perasaan tentang apa yang disebut orang, jatuh cinta”. Sang bijak-pun menjawab pertanyaan Plato...... Experto dico (aku berbicara sebagai orang yang berpengalaman) :” Pergi sekarang juga tanpa kompromi ke dalam hutan di depan sana, dan carilah bagiku sebatang pohon apapun yang menurutmu paling indah, paling sehat dan yang paling berkenan dalam penglihatanmu, potonglah dan bawa kepadaku”.!!! Plato-pun menjalankan perintah sang guru dengan takzim dan berjalanlah dia menjelajahi hutan tersebut. Memang di dalam hutan tersebut dia melihat dan menemukan bermacam-macam pohon yang indah-indah, pada saat mata Plato melihat sebatang pohon yang terlihat indah, hatinya mengatakan bahwa hutan itu begitu luas dan masih banyak pohon yang lebih indah di dalam sana, demikian terjadi berulang kali dan tanpa terasa, senjapun merayap turun, dengan langit yang berwarna lembayung, Plato bergegas kembali pulang tanpa membawa pohon yang diinginkan oleh sang fisuf.
Melihat Plato sudah kembali, Socrates pun bertanya :” Muridku…..manakah pohon yang kupesankan kepadamu itu?”Plato pun menjawab kepada Socrates :” Wahai guruku….aku memang telah berjalan sepanjang hari di dalam hutan tersebut, dan memang telah aku lihat bermacam-macam pohon yang indah, kuat dan sehat, tetapi guruku…setiap kali aku akan memotong pohon tersebut, aku ragu-ragu, dan hati kecilku berkata, hutan masih luas dan di dalam sana masih banyak pohon yang lebih indah, oleh sebab itu aku tidak memotongnya. Tanpa terasa ya sang bijak……senja pun turun dan aku bergegas pulang sebelum temaram senja menjadi gelap……. Maafkan aku wahai guruku karena aku tidak membawakan bagimu pohon yang guru inginkan.”
Sang Filsuf terdiam sejenak dan merenung serta berujar pada Plato :” Mengapakah kamu perlu menanyakan hal tersebut ? Sang murid menjawab "Wahai guru yang bijak, aku saat ini sedang mengalami perasaan tentang apa yang disebut orang, jatuh cinta”. Sang bijak-pun menjawab pertanyaan Plato...... Experto dico (aku berbicara sebagai orang yang berpengalaman) :” Pergi sekarang juga tanpa kompromi ke dalam hutan di depan sana, dan carilah bagiku sebatang pohon apapun yang menurutmu paling indah, paling sehat dan yang paling berkenan dalam penglihatanmu, potonglah dan bawa kepadaku”.!!! Plato-pun menjalankan perintah sang guru dengan takzim dan berjalanlah dia menjelajahi hutan tersebut. Memang di dalam hutan tersebut dia melihat dan menemukan bermacam-macam pohon yang indah-indah, pada saat mata Plato melihat sebatang pohon yang terlihat indah, hatinya mengatakan bahwa hutan itu begitu luas dan masih banyak pohon yang lebih indah di dalam sana, demikian terjadi berulang kali dan tanpa terasa, senjapun merayap turun, dengan langit yang berwarna lembayung, Plato bergegas kembali pulang tanpa membawa pohon yang diinginkan oleh sang fisuf.
Melihat Plato sudah kembali, Socrates pun bertanya :” Muridku…..manakah pohon yang kupesankan kepadamu itu?”Plato pun menjawab kepada Socrates :” Wahai guruku….aku memang telah berjalan sepanjang hari di dalam hutan tersebut, dan memang telah aku lihat bermacam-macam pohon yang indah, kuat dan sehat, tetapi guruku…setiap kali aku akan memotong pohon tersebut, aku ragu-ragu, dan hati kecilku berkata, hutan masih luas dan di dalam sana masih banyak pohon yang lebih indah, oleh sebab itu aku tidak memotongnya. Tanpa terasa ya sang bijak……senja pun turun dan aku bergegas pulang sebelum temaram senja menjadi gelap……. Maafkan aku wahai guruku karena aku tidak membawakan bagimu pohon yang guru inginkan.”
Socrates pun tersenyum dan mengatakan
pada Plato:” Muridku…kau sebenarnya telah melakukan tanpa kau sadari tentang
Hakikat Cinta, yaitu manakala engkau belum puas dan menemukannya, maka kau akan
terus mencari dan mencari, melihat sesuatu dan membandingkannya dengan yang
lain, sehingga kehampaan yang kau dapatkan."
Keesokan harinya Plato pun menjalankan tugas yang diperintahkan oleh sang guru pergi ke hutan. Kurang lebih sebelum pukul 12 siang, Plato pun sudah kembali dengan membawa sebatang pohon Zaitun yang elok dan segar yang dipersembahkan kepada sang guru, dan bertanyalah Socrates kepadanya : “Muridku…apakah ini adalah pohon yang terbaik yang kau temui di hutan sana..? Plato pun menjawab :” Guru…inilah pohon yang baik dan segar yang kudapatkan, walaupun aku tahu pohon ini bukanlah pohon yang terbaik di dalam hutan sana, tetapi aku memilih pohon ini karena aku tidak mau terulang lagi seperti kemarin, yaitu pulang dengan tangan hampa.
Keesokan harinya Plato pun menjalankan tugas yang diperintahkan oleh sang guru pergi ke hutan. Kurang lebih sebelum pukul 12 siang, Plato pun sudah kembali dengan membawa sebatang pohon Zaitun yang elok dan segar yang dipersembahkan kepada sang guru, dan bertanyalah Socrates kepadanya : “Muridku…apakah ini adalah pohon yang terbaik yang kau temui di hutan sana..? Plato pun menjawab :” Guru…inilah pohon yang baik dan segar yang kudapatkan, walaupun aku tahu pohon ini bukanlah pohon yang terbaik di dalam hutan sana, tetapi aku memilih pohon ini karena aku tidak mau terulang lagi seperti kemarin, yaitu pulang dengan tangan hampa.
Socrate tersenyum, dan menjelaskan pada
Plato:” Itulah “Hakikat Perkawinan”, di mana engkau berani memutuskan memilih
yang baik menurut pandanganmu dan walaupun engkau tahu bahwa itu bukanlah yang
terbaik, di sinilah engkau menentukan sikap dalam memilih, di mana perkawinan
adalah pengambilan keputusan yang berani, penyatuan dua hati, penyatuan dua
karakter yang berbeda di mana dua insan ini harus dan berani berbagi serta
menyatukan dua pandangan menjadi satu dalam menerima kekurangan dan kelebihan
pasangannya.
Setiap akan mendaftar pasangan yang akan menikah, saya selalu
memberikan pemahaman kepada pasangan tersebut untuk menerima keadaan masing
masing, sebab tidak ada orang yang sempurna sebagai pasangan hidup, dan
keberlangsungan sebuah maghligai rumah tangga tergantung bagaimana kita
menerima dan memahami pasangan hidup kita dalam mengarungi bahtera rumah tangga
dalam hidup baru sebagai pasangan suami istri, meninggalkan kisah masa lalu
dengan menatap masa depan maghligai rumah tangga.
Banyak pasangan calon suami istri yang menikah
tanpa perencanaan yang matang, sebagian ada yang masih (mestinya) berstatus
pelajar, bahkan harus dimintakan dispensasi ke Pengadilan karena usia yang
masih sangat muda, Nampak mereka benar benar tidak siap untuk membentuk sebuah
keluarga, bahkan ada beberapa diantaranya yang pernikahannya hanya seumur
jagung, hanya untuk mengejar status calon anak yanag beberapa bulan setelah pernikahan
akan dilahirkan, atau bahkan ada yang menikah dalam keadaan calon suami masih
dalam penjara karena akibat membawa lari anak dibawah umur.
Pernikahan dibawah umur dan atau pernikahan
karena keterpaksaan di beberapa kota dan beberapa daerah banyak terjadi karena
peringatan 14 Pebruari yang salah ditambah beberapa promosi yang entah
disengaja atau tidak didalam mal mal dan tempat perbelanjaan lainnya yang
mempromosikan paket hemat dalam bentuk boneka Pink, Coklat dan lainnya untuk
hadiah 14 pebruari tersebut.
Banyak para remaja yang mengatas namakan cinta
dengan melakukan perbuatan yang dilarang norma agama, dan moral, da hal ini
dilakukan karena kurangnya pemahaman yang benar dari para remaja yang cenderung
serba ingin tahu tersebut tentang hal hal baru, terlebih begitu mudahnya
informasi yang menyesatkan yang sangat
mudah didapat melalui perkembangan tehnologi informatika.
Pembinaan Remaja usia Nikah yang dilakukan oleh
Kementerian Agama kurang begitu mengena pada generasi muda dari akibat
kurangnya dukungan dari pihak pihak yang berkompeten, dan ini diperparah dengan
kurangnya dana yang dimiliki oleh Kementerian tersebut untuk kegiatan pembinaan
dimaksud, meskipun di kementerian ini ada penyuluh agama islam yang seharusnya
dapat memberikan penyuluhan kepada masyarakat, faktanya beberapa penyuluh agama
yang dimiliki kementerian agama kurang mempunyai kompeten didalamnya.
No comments:
Post a Comment