Selamat Datang Pada BLOG SYAFA'AT semoga bermanfaat
Home » » Cegah Anemia Pelajar Putri dengan TTD

Cegah Anemia Pelajar Putri dengan TTD


Beberapa hari yang lalu saya bersama Team Fasilitator Kabupaten mengunjungi beberapa sekolah dan Madrasah terkait pelaksanaan minum Tablet Tambah Darah (TTD) pada Remaja putri yang seharusnya dillakukan seminggu sekali. Ada yang menarik dengan kegiatan tersebut, dimana sekolah dan Madrasah beragam dalam program yang dicanangkan pemerintah sebagai upaya untuk peningkatan sumber daya manusia tersebut.
Saya tertarik dengan paparan Kepala Madrasah Aliyah dilingkungan Pondok Pesantren ketika kami melakukan wawancara dengan beliaunya, dimana menurutnya setelah ada Program minum TTD tiap sepekan sekali pada siswinya yang sebagian besar menupakan santriwati yang muki di pokdok pesantren tersebut berkurang siswi yang ngantuk dalam kelas.
Sekilas mungkin TTD ini nggak ada pengaruhnya terhadap tumbuh kembang Remaja, terlebih jika Remaja tersebut mempunyai asupan gizi dan istirahat yang cukup, namun hal ini sangat terasa jika kita membandingkan Remaja yang minum TTD dengan yang tidak dalam kondisi tertentu dimana meraka kurang istirahat, atau asupan gizi yang kurang seimbang, “Toh dulu nggak ada TTD juga nggak ada masalah”, mungkin seperti itu pemikiran yang tidak mau memberikan TTD kepada siswanya, terlebih kegiatan ini dianggap “membebani” mereka karena adanya tugas menyalurkan TTD tersebut. Hal ini kami ketahui ketika kami berada pada sebuah sekolah dengan siswa yang lumayan banyak, tetapi ketika kami cek stok TTD yang ada di sekolah tersebut masih lumayan banyak. Terlebih ketika kami survey secara acak, para siswi belum diberi TTD oleh penanggung jawab di sekolah.
Sepintas memang kurang ada manfaatnya pemberian TTD tersebut, dan banyak yang tidak memahami mengapa harus ada pemberian TTD terhadap Remaja Putri, dan hal ini membuat kecemburuan beberapa siswa dimana para siswa tidak diberi TTD, padahal mereka juga bisa ngantuk ketika berada dalam kelas.”kami juga mengeluarkan “darah” tiap minggu” selorohnya. Saya tidak menanggapi ocehan khas Remaja tersebut, karena “hanya laki laki” yang mengerti gurauan anak Remaja tersebut.
Beberapa Remaja yang menjadi Responden rata rata tidak mengetahui masalah Anemia, terlebih pencegahannya terhadap Remaja Putri. Dan yang lebih memilukan adalah adanya Remaja Purtri kelas XII yang tidak mengetahui masalah anemia, pencegahan dan manfaatnya. Padahal mereka telah mengikuti sosialisasi tentang pencegahan anemia, mereka juga ingin kuliah di Kesehatan Masyarakat, tetapi mereka tidak ingin tahu masalah anemia. Dan saya berharap tidak banyak Remaja Putri yang seperti ini.
Sudah menjadi kodrati bagi seorang perempuan untuk tumbuh dan berkembang yang pada kondisi normal akan menjadi Ibu bagi anak anaknya, dimana kesehatan dan kecerdasan seorang anak sangat tergantung terhadap kesehatan dan kesiapan seorang perempuan menjadi seorang Ibu, dimana untuk menyiapkan dengan sungguh sungguh seorang perempuan menjadi seorang Ibu yang kuat, sehat dan tangguh ini tidak dapat dilakukan secara serta merta, ibarat menyiapkan lahan untuk siap ditanami, harus melakui proses panjang sehingga “lahan” tersebut mempunyai “unsur hara” yang cukup untuk benih yang akan ditanam, dimana akan tumbuh bibit unggul dari lahan yang disemai dengan kasih sayang.
Saya bukan pengagung syair cinta yang pandai merayu wanita, bukan pula dalam team kami ada peremouan cantik yang masih melajang, namun pengalaman dari berbagai su8mber terpercaya yang membuat saya sedikit mengerti tentang apa yang dibutuhkannya. Saya mempunyai anak perempuan yang juga sudah menginjak remaja, yang tentu saja Ibunya juga seorang perempuann, karenanya sedikit banyak saya memahaminya. Bahkan saya memahami kenapa di Mal mal Celana dalam wanita dipampang dengan jelas dengan berbagai bentuk yang indah, dan tidak demikian dengan milik laki laki, bahkan “perangkat” milik laki laki tersebut ada yang satu kotak berisi 3.  Padahal kita tahu bahwa celana dalam tersebut tidak akan ditunjukkan kepada khalayak ketika dipakai, namun mengapa pakaian dalam tersebut harus di disain dengan nyaman dan indah, hal ini terkait dengan kebiasaan seorang perempuan dimana jika membeli sesuatu barang, akan dipilah pilih sesuai dengan selera meraka, bahkan seringkali niat membeli sesuati dari rumah akan berbeda dengan fakta yang dibelinya, dan ha ini berbeda dengan laki laki.
Saya bisa memahami, mengapa celana dalam sebaiknya di setrika, terlebih milik wanita, dan saya tidak yakin bahwa alasanya biar kalau dipakai akan indah untuk dilihat, karena di Indonesia sangat tabu untuk hanya memakai celana dalam diluar ruangan. Menjaga kesehatan dari kuman swangat penting artinya bagi masa depaan, dan itulah alasan yang logis dalam masalah ini.
Perempuan ditakdirkan jadi Ibu yang akan melahirkan generasi penelus, “ummi Madrasatul Ula’ dimana seorang bayi akan mendapatkan tempat untuk mendapatkan pengetahuan awal dari ibu kandungnya. Dan hal inilah yang yang menjadikan rujukan utama untuk melakukan gerakan pemberian TTD bagi Remaja Putri, terlebih pada masa sekolah agar mereka nantinya benar benar siap untuk mengemban tugas mulia sebagai Ibu dari anak anaknya.




Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Creating Website

No comments:

Post a Comment

 
Support : Copyright © 2013. Blog Syafa'at - Semua Hak Dilindungi
Template Modify by Blogger Tutorial
Proudly powered by Blogger