
Pagi ini saya sudah berjanji untuk mencarikan sarapan special untuk teamku terutama untuk gadis kecil yang ahir ahir ini senyum cerah ceria seperti anak anak yang baru dibelikan boneka.Udara sejuk AC kamar hotel menghantarkanku pada situasi abivalen akut antara tepar or turun ke loby tuk berburu nasi. Diluar kamar nampak mesra sepasang merpati dikamar hotel sebelah, nampak merpati betina sedang merayu sang pejantan yang sepertinya sedang kelelahan dan ogah ogahan, meski akhirnya mau juga meladeni sang betina yang nampak cantik jelita.
Tak
terasa jarum jam nggak mau menungguku menikmati mimpi. Akupun beranjak turun ke
loby yang mulai lengang, sepertinya para pedagang asongan depan hotel sudah
berkemas, yang ada hanya bau kopi yang entah darimana, serta udara khas kota
Makkah yang pada siang hari sudah mencapai 40 °. Deru bus kota berhenti tepat
depan hotel menurunkan para penumpang yang sumringah pulang dari Masjid, mereka
juga nampah sumringah memasuki loby hotel tanpa malu malu. Sementara beberapa
orang sedang duduk duduk menikmati keramaian simpang enam dan beberapa orang
yang nampak asing meski kita sendiri dimata mereka juga nampak asing.
Saya
terus berjalan menyusuri jalanan yang mulai bising dengan suara klakson bus
pengantar jamaah yang mulai berdatangan mendekati closing date. Sementara para
supir taksi juga menawarkan jasa mengantarkan jamaah berziarah ketempat tempat
bersejarah yang ada disekitar kota, sebagian besar sopir tersebut berasal dari Bangladesh yang kadangkala juga belum hafal benar dengan peta kota, untungnya
jalanan kota makkah tidak sejlimet jalanan yang ada di Indonesia, meski
demikian kadangkala untuk mencapai tujuan yang kita kehendaki mereka berputar
putar karena antar penumpang dan sopir taksi sama sama tidak faham alamat
tujuan. terlebih dimusim haji memang banyak tenaga musiman dari berbagai
negeri.
Terik
yang harus dihadapi ditambah udara yang menyengat tidak menyurutkan niat untuk
berburu masakan khas Indonesia. Meski harus menyeberang jalan simpang enam yang
harus dengan nyali ganda untuk berani menyeberanginya, terlebih kendaraan
seolah tidak ada yang pelan, kita harus benar benar memahami isyarat lampu
merah dan alur kendaraan yang lalu lalang di simpangan itu.
Saya
nggak ingin mengecewakan gadis kecil yang penuh harap sarapan khas Indonesia
saat ini. Meski ditawari nasi Bukhori dan masakan khas arab lainnya. Saya tetap
tak bergeming. Dengan semangat 45 tetap berjuang demi sarapan khas Indonesia.
Meski banyak toko yang berjualan bahan makanan khas Indonesia namun saya juga
tidak membeli bahan makanan tersebut, hal ini dikarenakan saya sudah lama tidak
memasak, terlebih peralatan masak yang kami bawa juga sanngat terbatas.
Kesabaranku
mungkin telah purna setelah beberapa jam kandas dalam perburuan pagi ini. Saya
harus minta maaf atas keterlambatan yang mengakibatkan mereka nggak dapat
sarapan khas Indonesia. Mungkin kami belum diberi rizki untuk menikmati masakan
Indonesia se Indonesianya, meski sehari sebelumnya telah dikasih sama jamaah
dengan profesi dokter yang baik hati masakan bakso yang kumayan enak, kami juga
ingin merasakan masakan Indonesia yang lain. Rasanya sudah nggak tahan ingin
menikmati sego tempong yang biasa dijual Mbok Nah, atau soto babat Bik Utik
yang dijual dipinggir sawah, memikmati makanan sambil melihat hijaunya
dedaunan.
Sambil
menuju maktab saya bersama ibu paroh baya yang juga mau kembali ke maktab
setelah belanja. Sepertinya ibu ini sangat siap dengan segala kondisi selama di
Saudi. Saya ngobrol ngalor ngidul sambil membayangkan betapa kecewanya gadis
kecil yang ada di lantai tujuh, entahlah yang penting saya sudah berusaha, dan
saya yakin bahwa Allah tidak akan menyia nyiakan usaha hambabya. Ibu paroh baya
ini ternyata suku Madura yang tempat tinggalnya tidak terlalu jauh dari tempat
tinggalku. Sebuah perumahan nelayan dengan pelabuhan terbesar di
Indonesia, sebuah komunitas masyarakat
dengan pendidikan rendah namun sangat tinggi rasa persaudaraannya, masyarakat yang memandang bahwa gelar Haji
adalah status yang harus menjadi prioritas.
Saya
pernah memberikan manasik Haji pada komunitas ini, dan saya merasakan meski
mereka terkenal dengan watak yang keras, namun mempunyai kepedulian dan rasa
menghormati sesama. Dan dari ibu paroh baya inilah saya mendapatkan nasi plus lauk
yang sangat intinewa. Yah disini ikan laut sangatlah istimewa, karena negeri
dengan terik menyengat ini paling banyak adalah daging onta.
No comments:
Post a Comment