Selamat Datang Pada BLOG SYAFA'AT semoga bermanfaat
Home » » Jamaah Taman Kanak Kanak.

Jamaah Taman Kanak Kanak.

Jamaah Taman Kanak Kanak.

Dapat pesan singkat dari pimpinan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) bahwa akan diadakan acara pengajian dalam rangka Maulid Nabi Muhammad, acaranya sederhana, hanya lesehan dalam ruangan kelas, menurut bunda PAUD yang sangat saya kenal ini karena memang saya sebagai ketua penyelenggaranya, bahwa yang diundang adalah wali siswa dan masyarakat sekitar yang kurang lebih hamper 100 orang.
Sayapun mulai mencari “bahan” untuk ceramah yang akan saya sampaikan, tentu saja masalah hikmah Maulid berkaitan dengan masalah Pendidikan, karena memang itu yang menurut saya Pas untuk disampaikan, dan meskipun bisa saja menyampaikan bahwa tidak benar KUA melakukan tindakan seperti yang diberitakan di TV, atau masalah kawin siri yang dilakukan banyak pejabat, meskipun saya “menguasai” permasalahan tersebut karena memang pekerjaan saya setiap hari berkaitan dengan pernikahan, bahan bahan bacaan yang say abaca juga tidak jauh dengan masalah pernikahan, namun menurut saya bukan pada tempatnya saya menyampaikannya, sebab lain Pejabat lain pula masyarakat Desa sekitar pelosok yang akrab dengan kemiskinan. Kalau Pejabat dan para penggede yang kebetulan diberi rizki berlimpah, nikah siri “mungkin” karena sudah mempunyai istri sah dan tercatat, dan nikah siri dilakukannya untuk memberikan “kelebihan” nafkah yang dimilikinya, namun kalau masyarakat desa melakukan nikah siri karena tidak adanya “biaya”, karena dalam pernikahan tersebut bukan hanya tidak mampu membayar “biaya pencatatan” yang “hanya” Rp. 30.000,- namun “ada hal lain” yang tidak mampu untuk dipenuhinya.
Lama jika harus mencari bahan bacaan untuk ceramah jika harus mencari dali banyaknya Buku yang ada dalam Rak Buku, meskipun ada judul dan daftar isi dari buku dimaksud, namun dengan jeda waktu yang sangat sempit rasanya tidak mungkin saya menghafal dengan apa yang pantas dan akan saya sampaikan. Dari seorang yang pekerjaan tiap harinya hanya berkutat pada administrasi, harus menjadi penceramah dengan tema yang nyaris baru adalah hal yang sangat berat, tetapi harus difikir secara enjoi saja. Para pejabat juga banyak yang menduduki jabatan, padahal sebelumnya tidak bekerja dibidang tersebut. Dan mereka juga “merasa” mampu melakukannya?, apalagi ini “Cuma” ceramah dihadapan masyarakat desa yang tingkat pendidikannya rendah, atau bahkan nyaris tidak sekolah sama sekali.
Untuk mempercepat pencarian materi ceramah secara Instan yang paling mudah adalah melalui jaringan internet, meskipun keshahihan internet “layak” dipertanyakan, sebab begitu mudahnya mengakses data sama halnya mudahnya menyajikan dan mengupload data, dan kita kadang tidak tahu, siapa sebenarnya yang meng upload data tersebut. Namun bagaimanapun Internet sangat membantu mencari informasi dengan “cara Instan”. Internet yang juga disebut dengan Dunia Maya ini memang lagi ngetren, bukan hanya kaum Intelektual saja yang bisa mengaksesnya, kaum “rendahan’ juga sudah mulai pinter utak atik internet. Bahkan Iblispun juga sudah mampu main Internet, bikin Facebook hingga “menyerobot” Group yang sebenarnya untuk orang orang yang beragama.
Telepon genggam kembali bordering, saya menggunakan nada dering yang sudah ada dalam telepon genggang, dan tidak “latah” mengganti nada dering dengan ayat Al Qur’an (biar kelihatan Islami, seperti teman teman, sebab saya “takut” kuwalat dengan nada dering Al Qur’an tersebut. Karena HP saya sering juga terbawa sampai WC, dan bagaimana jika pas di WC ada orang yang menelpon, sehingga HP saya yang sedang saya bawa berbunyi dengan nada dering Al Qur’an, sedangkan saya sedang asyik dengan hadas, dan apabila dengan cepat saya angkat HP tersebut, saya juga takut jika nada dering yang berupa lantunan ayat Al Qur’an tersebut tidak sempurna bacaannya dan terpotong pada bacaan yang seharusnya tidak terpotong. Dan saya sangat tidak menguasai masalah bacaan Al Qur’an. Sehingga dalam rencana ceramah yang saya lakukan tidak akan mengutip ayat Al Qur’an, saya takut bacaan Al Qur’an yang saya sampaikan nanti banyak yang salah. Orang orang tidak peduli bahwa saya bukan lulusan Pondok Pesantren atau Perguruan tinggi Islam, mereka “hanya tahu” bahwa saya adalah orang KUA yang menurut mereka sangat faham dengan masalah agama. Saya yakin, dering telepin tersebut dari bunda PAUD yang “mungkin” resah karena saya tidak kunjung datang, dan ternyata benar bahwa itu Telepon dari Bunda PAUD.
Dalam perjalanan menuju lokasi PAUD, pikiran saya masih juga nervers, apa yang harus saya sampaikan agar saya tidak kelihatan terlalu bodoh, dalam perjalanan yang terpaksa konsentrasi terbagi, ditambah jalan yang sangat tidak bagus, ditambah adanya beberapa pekerja yang mengerjakan pekerjaan plengsengan penahan bahu jalan, pikiranku tambah terbagi ketika melihat para pekerja menuangkan semen kedalam mesin pengaduk yang menurut saya menggunakan campuran yang salah. Dan sepertinya campuran yang digunakan terlalu sedikit semen, rasanya ingin berhenti pada pekerja tersebut untuk mengingatkannya, karena kalau terlalu sedikit semen yang digunakan, bangunan tersebut akan cepat rusak, meskipun saya tahu bahwa anggaran yang digunakan untuk pembangunan tersebut ada banyak “pengeluaran’ diluar bangunan. Dan satu hal yang saya tarik kesimpulan secara cepat adalah “ITU BUKAN URUSAN SAYA”, urusan saya adalah “Belajar menjadi Muballigh”.
Sampai ditempat langsung disambut oleh shohibut hajat, diluar gedung banyak para Ibu yang duduk duduk bergerombol sambil ngerumpi khas perempuan. Sayapun masuk kedalam kantor dan ngobrol sebentar dengan para Bunda PAUd sebelum masuk kedalam ruangan pertemuan tempat acra dilaksanakan. Banyak makanan disuguhkan didepan meja, namun nafsu makan juga kurang karena pikiran masih diliputi dengan beberapa Tanya, mampukan nanti saya berceramah dengan baik?
Kitapun bersama sama menuju gedung pertemuan, dan sebentar lagi saya akan menyampaikan hikmah Maulud seperti yang sudah saya rancang sebelumnya. Dan ketika diruangan tersebut tidak seperti yang saya bayangkan sebelumnya, yang dengan terpaksa materi yang sudah saya siapkan sebelumnya tidak terpakai sama sekali, dan saya harus siap dengan “materi baru”, seperti Pak Penghulu yang harus siap segalanya dalam pelasanaan akan nikah yang kadang menjadi MC, kadang membacakan Khutbah nikah, menjadi wakil wali nikah, membaca doa, membaca Tilawah, bahkan menjadi “orang pinter” ketika tiba tiba dalam prosesi akad nikah terjadi masalah. Dan itu sama beratnya dengan yang saya hadapi saat di gedung PAUD, hanya bedanya kalau pak penghulu “mungkin” pulang bawa amplop, saya “hanya” membawa satu kotak kue maulud dari ceramah yang saya lakukan dihadapan sekitar tujuh puluh orang yang semuanya masih berusia Kelompok Bermain dan Taman kanak-kanak.
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Creating Website

No comments:

Post a Comment

 
Support : Copyright © 2013. Blog Syafa'at - Semua Hak Dilindungi
Template Modify by Blogger Tutorial
Proudly powered by Blogger