AJARI AKU WAHAI SANG PELACUR
cerita dikamar pelacur:
“Entah mengapa dia selalu menjadi langganan tetapku, padahal yang lain
banyak dan yang lain juga cantik, seksi dan menarik. Namun satu orang
ini selalu melayaniku dengan penuh gairah dan tentu saja memuaskan!
Setiap pulang kerja dan hampir tiap malam aku ketempatnya. Seperti
istriku sendiri, walaupun aku belum punya istri, dia menyambutku dengan
ciuman dan sentuhan-sentuhan yang pas dibagian tubuhku yang memang
menginginkan untuk itu.
Apa aku sudah gila? Jatuh cinta kepada seorang pelacur?Dia selalu mengajakku untuk bercerita. Cerita apa saja. Dari soal
politik, siaran teve, gossip, makanan favorit, bahkan juga cerita
tentang agama dan Tuhan.Pernah suatu kali, dan moment itu adalah
saat mau mencapai ‘puncak’ pendakianku, dia bertanya, “Kamu merasakan
Tuhan hadir nggak?”Gila! Pertanyaan gila!Pelacur itupun pergi setelah aku lunglaiSebuah Pertanyaan yang menghentakkan yang keluar dari mulut seorang pelacur?Apakah dikamar pelacur ada Tuhan?
Jangan pergi, aku masih ingin belajar banyak darimu!Belajar untuk jujur dan tidak menutupi diri, belajar bicara apa adanya,
belajar untuk tidak menggadaikan jiwa dan belajar untuk memisahkan
kesadaran dari badan.Ajari aku wahai sang pelacur, bagaimana engkau
memainkan peranmu dengan sangat baik. Bagaimana engkau tidak terikat
dengan milikmu.Kesadaran akan datang kapanpun dan dari siapapun,
hidup adalah sebuah proses untuk memilih, dan jika kita diam untuk tidak
memilih, maka itulah sebenarnya pilihan. Salah dalam memilih akan
berakibat pada pilihan berikutnya.
“KITA TIDAK DAPAT MEMPERCEPAT APA YANG SEHARUSNYA LAMBAT,
DAN
KITA TIDAK DAPAT MEMPELAMBAT APA YANG SEHARUSNYA CEPAT”
( Pendek saja ; lagi galau)
AJARI AKU WAHAI SANG PELACUR
cerita dikamar pelacur:
“KITA TIDAK DAPAT MEMPERCEPAT APA YANG SEHARUSNYA LAMBAT,
DAN
KITA TIDAK DAPAT MEMPELAMBAT APA YANG SEHARUSNYA CEPAT”
( Pendek saja ; lagi galau)
cerita dikamar pelacur:
“Entah mengapa dia selalu menjadi langganan tetapku, padahal yang lain
banyak dan yang lain juga cantik, seksi dan menarik. Namun satu orang
ini selalu melayaniku dengan penuh gairah dan tentu saja memuaskan!
Setiap pulang kerja dan hampir tiap malam aku ketempatnya. Seperti
istriku sendiri, walaupun aku belum punya istri, dia menyambutku dengan
ciuman dan sentuhan-sentuhan yang pas dibagian tubuhku yang memang
menginginkan untuk itu.
Apa aku sudah gila? Jatuh cinta kepada seorang pelacur?
Dia selalu mengajakku untuk bercerita. Cerita apa saja. Dari soal
politik, siaran teve, gossip, makanan favorit, bahkan juga cerita
tentang agama dan Tuhan.
Pernah suatu kali, dan moment itu adalah
saat mau mencapai ‘puncak’ pendakianku, dia bertanya, “Kamu merasakan
Tuhan hadir nggak?”
Gila! Pertanyaan gila!
Pelacur itupun pergi setelah aku lunglai
Sebuah Pertanyaan yang menghentakkan yang keluar dari mulut seorang pelacur?
Apakah dikamar pelacur ada Tuhan?
Jangan pergi, aku masih ingin belajar banyak darimu!
Belajar untuk jujur dan tidak menutupi diri, belajar bicara apa adanya,
belajar untuk tidak menggadaikan jiwa dan belajar untuk memisahkan
kesadaran dari badan.
Ajari aku wahai sang pelacur, bagaimana engkau
memainkan peranmu dengan sangat baik. Bagaimana engkau tidak terikat
dengan milikmu.
Kesadaran akan datang kapanpun dan dari siapapun,
hidup adalah sebuah proses untuk memilih, dan jika kita diam untuk tidak
memilih, maka itulah sebenarnya pilihan. Salah dalam memilih akan
berakibat pada pilihan berikutnya.
“KITA TIDAK DAPAT MEMPERCEPAT APA YANG SEHARUSNYA LAMBAT,
DAN
KITA TIDAK DAPAT MEMPELAMBAT APA YANG SEHARUSNYA CEPAT”
( Pendek saja ; lagi galau)
No comments:
Post a Comment